Kata Teori: ada 3 unsur komunikasi
(1)ekspresi dan bahasa tubuh (coba baca di Lomba pidato),
(2)pemilihan kata (ini kita pelajari di arisan kata),
(3)artikulasi;
Hari ini aku belajar yang ke(3); dimulai dengan pelajari cara Ruben Onsu ucapkan salam-penuh keceriaan-, aku coba ke pak Satpam sepulang kantor, lumayan, membuat senja jadi lebih terang. Setelah itu belajar keluarkan bunyi tanpa kata, namun tetap bisa gambarkan suasana hati; hasilnya: muncul lenguhan sapi, dan jeritan kucing menyayat hati. (kata mas Teguh:Mmm... Suasana hati ya...? Lenguhan sapi = rasa lelah sehabis seharian bekerja. Jeritan kucing = rasa ingin dimanja2 karena lelah sehabis seharian bekerja. Betul ga mas..? :D)
Mencoba menyampaikan sesuatu, namun diusahakan tanpa kata-kata. Hanya bunyi. Aneh memang, namun ini bisa menjadi latihan dalam berkomunikasi yang efektif. Sebenarnya ini dilatarbekangi kritik dari mas Lutfi saat tadi pagi aku jadi MC, dan mencoba berpantun, menurut mas Lutfi caraku berpantun belum benar. Karena aku sekedar membacakannya... padahal ada intonasi khusus dalam berpantun. hmmm... jadi termotivasi mempelajari itu.
Di mobil, saat sendiri (sebelum sampai ke tempat istri menunggu) aku mencoba berteriak, menjerit... lalu aku rekam di HP. Berharap bisa menilai apa yang bisa aku sampaikan dari bunyi-bunyian itu. Sambil terus fokus pada suasana hati saat itu. Hasilnya memang aneh, sebuah lantunan bunyi tanpa nada. Ya itu tadi, seperti yang aku tulis di atas, lenguhan sapi dan jeritan kucing. Hehehehe... ntah lah. Aku memang harus sering berlatih, meskipun aneh... bisa jadi ini khas kurikulum rumah kata.
Rabu, 17 Februari 2010
Senin, 15 Februari 2010
Arisan Kata-kata.
Berawal dari permainan bersama anak-anak sebelum tidur... aku menulis beberapa kata di kertas kecil, lalu digulung dimasukkan dalam gelas (mirip arisan); masing-masing mengambil 2 gulungan kertas. Lalu menyusun satu kalimat dari kata-kata itu... yang terjadi, mereka tidak hanya membuat satu kalimat melainkan sebuah cerita; hmmm indahnya imajinasi!
Kurang puas dengan hanya 2 kata, mereka tambahkan 3 kata untuk masing-masing (bahkan akhirnya 4 kata). Bisa jadi bertemu dengan kata yang sama, namun setelah dikombinasikan dengan kata yang lain, lahirlah cerita yang lain pula. Akhirnya, menjelang tidur, kami kenyang oleh curahan cerita. Dulu mungkin kami (aku dan istri) yang sibuk membacakan dongeng untuk mereka, kini justru mereka yang mendongeng untuk kami. Sekali lagi, Indahnya I M A J I N A S I.
Kurang puas dengan hanya 2 kata, mereka tambahkan 3 kata untuk masing-masing (bahkan akhirnya 4 kata). Bisa jadi bertemu dengan kata yang sama, namun setelah dikombinasikan dengan kata yang lain, lahirlah cerita yang lain pula. Akhirnya, menjelang tidur, kami kenyang oleh curahan cerita. Dulu mungkin kami (aku dan istri) yang sibuk membacakan dongeng untuk mereka, kini justru mereka yang mendongeng untuk kami. Sekali lagi, Indahnya I M A J I N A S I.
Langganan:
Postingan (Atom)